Jakarta - Bagi yang suka wisata budaya, jangan hingga melewatkan World Islamic Cultural Festival (WICF). Festival budaya Islam bertaraf internasional ini akan digelar pertama kalinya di Cirebon. Festival ini dibutuhkan sanggup menjadi titik tolak kebangkitan kembali Cirebon yang sudah dikenal di dunia semenjak kala 15.

Catat tanggalnya, WICF 2017 akan digelar tahun depan, yakni pada 9-17 Juli 2018. Masih ada banyak waktu untuk meluangkan agenda dan mempersiapkan fasilitas ke sana.

"Event ini juga sanggup menjadi media membangun jaringan masyarakat untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, menyatukan visi, dan membangun saling pengertian," ujar Sultan Sepuh XIV Cirebon PRA Arief Natadiningrat.

Sultan Arief tak asal bicara. Sebab, yang diundang pun tokoh-tokoh hebat. Setidaknya ada 100 tokoh Muslim dunia dari banyak sekali negara yang dijadwalkan hadir di program WICF. Mulai presiden muslim, raja muslim, pengusaha muslim, seniman dan budayawan muslim, serta tokoh-tokoh muslim lainnya akan diundang.

"Tamu usul yang tiba akan mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Ini sekaligus menjadi ajang uji coba bandara yang gres akan dibuka tahun 2018. Bisa menjadi garasi pesawat-pesawat kenegaraan," ucapnya.

Amenitasnya juga dijamin siap dan mumpuni. Cirebon sudah membangun satu hotel untuk program ini. Pada tahun depan, hotelnya dijadwalkan siap mendapatkan tamu kenegaraan.

"Sudah dibangun. Tahun depan siap. Nanti ada satu hotel di depan Balai Kota Cirebon yang memenuhi standar global. Bahkan ada helipad di atasnya. Ya istilahnya jikalau Raja Salman menginap cukup lah," katanya.

Sultan Arief mengungkapkan program kelas dunia itu akan menjadi ajang pertemuan umat muslim terbesar dan pertama di dunia. Di sisi lain, program ini sekaligus mengembalikan memori masyarakat akan keberadaan Cirebon sebagai salah satu poros islam di Indonesia yang dikenal sebagai tanah para wali.

Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Ketua WICF Mhd Ridha Maha menjelaskan di beberapa negara sudah pernah ada program serupa namun masih bersifat lokal. Sementara yang bertaraf internasional kali pertama akan digelar di Kota Cirebon.

"Jepang, Inggris, Kanada, Korea, dan Belanda pernah ada program ibarat ini, tapi masih sebatas lokal. Secara global belum ada. Yang pertama ya di Indonesia. Cirebon ini sudah sangat pas. Destinasinya lengkap. Mulai dari latar belakang sejarah, seni budaya, sarana transportasi, infrastruktur dan posisi strategis Cirebon, semua ada. Ini merupakan kombinasi kekuatan yang tidak dimiliki daerah lain," papar Ridha.

Ia menyampaikan pihaknya akan berupaya menghadirkan beberapa tokoh Islam dunia, termasuk cendekiawan muslim untuk meramaikan festival.

"Di antaranya Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, Raja Maroko Muhammad VI, cendekiawan Muslim sekaligus Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie," ucapnya.

Rencananya, program tersebut akan dihadiri sekitar 20 negara dengan total pengunjung lebih 150 ribu orang. Berbagai aktivitas ibarat konferensi internasioanl ekonomi syariah, pameran, lembaga bisnis syariah, pagelaran seni, dan budaya islam, talkshow, pameran dan program lainnya akan memeriahkan program ini.

"Untuk sasaran akseptor yaitu para pelaku bisnis, industry, dan jasa pariwisata, lembaga pemerintah sentra dan pemerintah daerah. Tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara sahabat, di mana terdapat komunitas muslim dari tempat Eropa, Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Diharapkan festival ini akan berdampak pada peningkatan aspek perekonomian, pariwisata, budaya, edukasi dan religi di Indonesia," tandasnya.

Respons Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sangat positif. Ia hingga tak ragu melayangkan emoji tiga jempol buat rencana WICF 2018 Cirebon.

"Ini brilian. Wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) digabungkan wisata halal di Cirebon, luar biasa sekali impact-nya. Sudah niscaya nanti akan panen semua," katanya.

Khusus family friendly tourism, menteri asal Banyuwangi itu bahkan berani mematok sasaran nomor satu dunia.

"Indonesia pada 2015 menyabet 3 penghargaan pada World Halal Tourism Award di Abu Dhabi dan pada ajang serupa di 2016, Indonesia menyabet 12 dari 16 penghargaan. Kalau dilihat dari stastistiknya, Indonesia sanggup menjadi nomor satu," ungkapnya.

Sumber detik.com

0 comments so far,add yours